Tuesday, 23 June 2015

Perkara-perkara yang tidak membatalkan puasa sesudah sampai ke rongga mulut

(فَصْلٌ) اَلَّذِيْ لَا يُفْطِرُ مِمَّا يَصِلُ إِلَى الْجَوْفِ سَبْعَةُ أَفْرَادٍ : مَايَصِلُ إِلَى الْجَوْفِ بِنِسْيِانٍ أَوْ جَهْلٍ أَوْ إِكْرَاهٍ  وَبِجَرَيَانِ رِيْقٍ بِمَا بَيْنَ أَسْنَانِهِ وَقَدْ عَجَزَ عَنْ مَجِّهِ لِعُذْرِهِ وَمَا وَصَلَ إِلىَ الْجَوْفِ وَكَانَ غُبَارَ طَرِيْقٍ ، وَمَا وَصَلَ إِلَيْهِ وَكَانَ غَرْبَلَةَ دَقِيْقٍ ، أَوْذُبَابًا طَائِرًا أَوْ نَحْوَهُ .

Perkara-perkara yang tidak membatalkan puasa sesudah sampai ke rongga mulut ada tujuh macam, yaitu:
1. Ketika kemasukan sesuatu seperti makanan ke rongga mulut denga lupa
2. Atau tidak tahu hukumnya .
3. Atau dipaksa orang lain.
4. Ketika kemasukan sesuatu ke dalam rongga mulut, sebab air liur yang mengalir diantara gigi-giginya, sedangkan ia tidak mungkin mengeluarkannya.
5. Ketika kemasukan debu jalanan ke dalam rongga mulut.
6. Ketika kemasukan sesuatu dari ayakan tepung ke dalam rongga mulut.
7. Ketika kemasukan lalat yang sedang terbang ke dalam rongga mulut atau sejenisnya.

Membatalkan puasa di siang Ramadhan

(فَصْلٌ) اَلْإَفْطَارُ فِي رَمَضَانَ أَرْبَعَةُ اَنْوَاعٍ: وَاجِبٌ كَمَا فِي الْحَائِضِ وَالّنُفَسَاءِ، وَجَائِزٌ كَمَا فِي الْمُسَافِرِ وَالْمَرِيْضِ وَلَاوَلَاكَمَا فِي الْمَجْنُوْنِ، وَمُحَرَّمٌ كَمَنْ أَخَّرَ قَضَاءَ رَمَضَانَ مَعَ تَمَكّنِهِ حَتّىَ ضَاقَ الْوَقْتُ عَنْهُ .
وَأَقْسَامُ الْإِفْطَارِ أَرْبَعَةُ : أَيْضًا مَا يَلْزَمُ فِيْهِ الْقَضَاءُ وَالْفِدْيَةُ وَهُوَ اِثْنَانِ:اَلْأَوَّلُ اَلْإِفْطَارُ لِخَوْفٍ عَلَى غَيْرِهِ ، وَالّثَانِيَ الْإِفْطَارُ مَعَ تَأْخِيْرِ قَضَاءٍ مَعَ إِمْكَانِهِ حَتّىَ يَأْتِيَ رَمَضَانُ آخَرُ ، ثَانِيْهَا مَايَلْزَمُ فِيْهِ الْقَضَاءُ دُوْنَ الْفِدْيَةِ وَهُوَ يَكْثَرُ كَمُغْمَى عَلَيْهِ ، وَثَالِثُهَا مَا يَلْزَمُ فِيْهِ الْفِدْيَةُ دُوْنَ الْقَضَاءِ وَهُوَشَيْخٌ كَبِيْرٌ ، وَرَابِعُهَا لَا وَلاَ وَهُوَ اَلْمَجْنُوْنُ اَلَّذِيْ لَمْ يَتَعَدَّ بِجُنُوْنِهِ .

Membatalkan puasa di siang Ramadhan terbagi empat macam, yaitu:
1. Diwajibkan, sebagaimana terhadap wanita yang haid atau nifas.
2. Dibolehkan, sebagaimana orang yang berpergian jauh dan orang yang sakit.
3. Tidak terkena hukum apa-apa sebagaimana orang yang gila.
4. Diharamkan berbuka seperti orang yang mengakhirkan qadha puasa ramadhan sedangkan ia mampu mengerjakannya,sehingga waktu mengqadhanya sempit.
Kemudian terbagi orang-orang yang telah batal puasanya kepada empat bagian, yaitu:
1. Orang yang diwajibkan qhadha dan fidyah ada 2 yaitu,
a. perempuan yang membatalkan puasanya karena kawatir terhadap (keselamatan jiwa) orang lain saperti ibu yang sedang dalam masa menyusui anaknya atau hamil karena dikhawatirkan kesehatan bayinya
b. Dan seperti orang yang menunda qhadha puasanya sampai tiba Ramadhan berikutnya.
 fidyahnya yaitu 1 mud atau 0,6 Kg atau 3/4 liter beras untuk satu hari puasa.

2. Orang yang diwajibkan mengqhadha tanpa membayar fidyah, seperti orang yang pingsan, lupa berniat puasa.
3. Orang yang diwajibkan terhadapnya fidyah tanpa mengqhadha, seperti orang yang sangat tua yang tidak kuasa.
4. Orang yang tidak diwajibkan mengqhadha dan membayar fidyah, seperti orang gila yang tidak menyengaja dengan gilanya.

yang membatalkan puasa

(فَصْلٌ) يَبْطُلُ الّصَوْمُ : بِرِدَّةٍ وَحَيْضٍ وَنِفَاسٍ أَوْ وِلاَدَةٍ وَجُنُوْنٍ وَلَوْ لَحْظَةً وَبِإِغْمَاءٍ وَسَكَرٍ تَعَدّىَ بِهِ إِنْ عَمَّا جَمِيْعَ الّنَهَارِ
Batal puasa seseorang dengan beberapa macam, yaitu:
- Sebab-sebab murtad.
- Haidh.
- Nifas.
- Melahirkan.
- Gila sekalipun sebentar.
- Pingsan dan mabuk yang sengaja jika terjadi sehari penuh

mengqodo puasa dan kifarat

(فَصْلٌ) وَ يَجِبُ مَعَ الْقَضَاءِ لِلّصَوْمِ الْكَفَّارَةُ الْعُظْمَى وَالّتَعْزِيْرُ عَلَى مَنْ أَفْسَدَ صَوْمَهُ فِي رَمَضَانَ يَوْمًا كَامِلًا بِجِمَاعِ تَامٍّ آَثِمٍ بِهِ لِلّصَوْمِ

وَيَجِبُ مَعَ الْقَضَاءِ الْإِمْسَاكُ لِلّصَوْمِ فِي سِتَّةِ مَوَاضِعَ:اَلْأَوَّلُ فِي رَمَضَانَ لاَفِيْ غَيْرِهِ عَلَى مُتَعَدٍّ بِفِطْرِهِ، وَالّثَانِي عَلَى تَارِكِ الّنِيَّةِ لَيْلًا فِي الْفَرْضِ، وَالّثَالِثُ عَلَى مَنْ تَسَحَّرَ ظَانًّا بَقَاءَ الّلَيْلِ فَبَانَ خِلاَفُهُ  ، وَالّرَابِعُ عَلَى مَنْ اَفْطَرَ ظَانًّاً الْغُرُوْبَ فَبَانَ خِلَافُهُ اَيْضًا ،  وَاْلخَامِسُ عَلَى مَنْ بَانَ لَهُ يَوْمُ ثَلَاثِى مِنْ شَعْبَانَ أَنَّهُ مِنْ رَمْضَانٍ ، وَالّسَادِسُ عَلَى مَنْ سَبَقَهُ مَاءُ الْمُبَالَغَةِ مِنْ مَضْمَضَةٍ وَاسْتِنْشَاقٍ
Diwajibkan: mengqhadha puasa,dan membayar kafarat yang berat dan serta dihukum ta’zir teguran terhadap orang yang membatalkan puasanya di bulan Ramadhan satu hari penuh dengan sebab menjima’ lagi berdosa sebabnya .
Dan wajib serta qhadha: menahan makan dan minum ketika batal puasanya pada enam tempat:
1. Dalam bulan Ramadhan bukan selainnya, terhadap orang yang sengaja membatalkannya.
2. Terhadap orang yang meninggalkan niat pada malam hari untuk puasa yang Fardhu.
3. Terhadap orang yang bersahur karena menyangka masih malam, kemudian diketahui bahwa Fajar telah terbit.
4. Terhadap orang yang berbuka karena menduga Matahari sudah tenggelam, kemudian diketahui bahwa Matahari belum tenggelam.
5. Terhadap orang yang meyakini bahwa hari tersebut akhir Sya’ban tanggal tigapuluh, kemudian diketahui bahwa awal Ramadhan telah tiba.
6. Terhadap orang yang terlanjur meminum air dari kumur-kumur atau dari air yang dimasukkan ke hidung,sehingga masuk kedalam tenggorokannya.

Rukun puasa ramadhan

(فَصْلٌ)أَرْكَانُهُ ثَلَاثَةُ أَشْيَاءَ: نِيَّةٌ لَيْلًا لِكُلِّ يَوْمٍ فِيْ الْفَرْضِ وَتَرْكُ مُفْطِرٍ ذَاكِرًا مُخْتَارًا غَيْرَ جَاهِلٍ مَعْذُوْرٍ وَصَائِمٌ .


Rukun puasa ramadhan ada tiga perkara, yaitu:
1. Niat pada malamnya, yaitu setiap malam selama bulan Ramadhan.
2. Menahan diri dari segala yang membatalkan puasa ketika masih dalam keadaan ingat (sadar), dan atas kehendak sendiri (tidak ada paksaan) dan tidak bodoh yang ma’zur (dima’afkan).
3. Orang yang berpuasa.

Syarat wajib puasa ramadhan

(فَصْلٌ) شُرُوْطُ وُجُوْبِهِ خَمْسَةُ اَشْيَاءَ : اِسْلَامٌ  وَتَكْلِيْفٌ وَإِطَاقَةٌ وَصِحَّةٌ وَإِقَامَةٌ
Syarat wajib puasa ramadhan ada lima perkara, yaitu:
1. Islam.
2. Taklif (dituntut oleh hukum agama,sebab sudah dewasa dan berakal).
3. Kuat mengerjakan berpuasa.
4. Sehat.
5. Iqamah (penduduk tetap tidak bepergian jauh).

Syarat sah puasa ramadhan

(فَصْلٌ) شُرُوْطُ صِحَّتِهِ أَرْبَعَةُ أَشْيَاءَ : إِسْلَامٌ وَعَقْلٌ وَنِقَاءٌ مِنْ نَحْوِ حَيْضٍ وَعِلْمٌ بِكَوْنِ الْوَقْتِ قَبِلًا ِللّصَوْمِ .

Syarat sah puasa ramadhan ada empat (4) perkara, yaitu:
1.Beragama Islam.
2. Berakal.
3. Suci dari  haidh dan nifas.
4. Dalam waktu yang diperbolehkan untuk berpuasa.